Wahai suamiku..
Demi ALLAH, jika saja cinta kepada makhluk menjadi junjungan tertinggi dari tiap hamba, maka ketundukan dan sujud ini ku hibahkan padamu.
Namun, demi ALLAH, setinggi-tingginya cinta adalah untuk Rabb-ku, maka ku menolak cinta seorang Juliet pada Romeo ataupun Laila pada Qais nun majnun, karenanya.. ajarkanlah aku mencukupi diri dengan muhabbah sbaik-baiknya muhabbah pada ALLAH yang tlah mempertemukan kita dan Rasul sebagai tauladan tertinggi kita, agar dapat kucintai kau dengan makna cinta yang paling tinggi, yakni karena ALLAH dan untuk mendekati ALLAH.
Jika kecantikan duniawi di atas segalanya, maka demi ALLAH, akan kukejar sedaya upaya meraih indah dunia ini untuk membuatmu terbius oleh keelokanku. Kupenuhi detik hariku dengan berbagai warna gincu dan celak mata.
Namun, demi ALLAH, taqwa adalah sbaik-baiknya perhiasan diri, karenanya..ajarkanlah aku memperhias-diri dengan semulia-mulianya akhlak sebagai istri yang shalihah. Yang senantiasa memperbagus lisan serta geraknya. Memaniskan diri dengan tawadhu dan kebersahajaan.
Jika kekayaan harta pantas menjadi buruan setiap jiwa, maka demi ALLAH, akan kupinta berpuluh pilar yang memenuhi rumah kita nanti. Emas dan mutiara akan menjadi rengekanku sepanjang siang dan malam.
Namun, demi ALLAH, dunia beserta seisinya ini bagai setetes air di bentangan samudera, karenanya.. ajarkanlah aku memenuhi hati ini dengan rasa syukur tiada kira dari tiap nafkah halal serta thayyibmu, dari 2,5% rejeki yang kita keluarkan, dan dari sedekah yang kita ikhlaskan bersama.
Aku mencintaimu karena ALLAH…
JazakamuLlah untuk setiap cinta, doa, sabar serta energi semangat yang trus kau kirimkan.
-@Depok, February20th,7:58AM-.