Prens, deen dah pindah rumah loh, pindah ke http://deen.co.nr

Ramadhan telah tiba kak..

Malam 1 Ramadhan..


Peci hitam yang mulai mengecil sedang dikenakannya walau bekas air wudhu masih basah memenuhi ubun-ubun dan wajahnya. Didesaknya pelan-pelan peci itu agar masuk ke kepalanya. Baju kaos putih dan celana pendek cokelat yang biasa dipakai untuk bermain menjadi pilihannya sebagai bagian dari pakaian ibadahnya malam ini. Tak lupa sarung dan sajadah disanggahkan di kedua bahu, kedua ujungnya di belakang dada.
Model pitung, tapi dengan arah sebaliknya. Rama tersenyum melihat ke cermin saat merapikan peci di kepalanya. Jambul-jambul kecilnya terlihat mencuat.

”Bagaimana kak, sudah siap belum?. Rama sudah siap nih”

”Loh, kenapa sarungnya tak Rama pakai saja?”, Tira sudah anggun dengan mukenanya keluar dari balik tirai langsung protes..”Pakai..pakai sarungmu itu, kakak gak mau jalan klo modelmu seperti itu, kayak bukan mo ke mesjid, kayak mo rondaan..Pokoknya pake dulu..!..”, lanjutnya dengan memasang wajah angkuh tak ingin didampingi oleh pria kecilnya itu..

”Tapi kak.. Begini kan lebih praktis..”

”Tidak akan jalan klo modelnya seperti itu..”, Tira masih dengan protes yg sama

Rama memindahkan sarung dan sajadahnya ke arah 180 derajat beda dari yang semula, seperti pitung yg bercelana pendek

”Klo sekarang, bagaimana?’

Tira menghela napas, sudah tak ingin protes lagi, bukan karena dia merasa kalah menasihati melainkan. Lidahnya tak ingin melompat lagi lantaran telah di dengarnya adzan berkumandang dengan jelas. Teramat jelas karena suara agung itu terlantun dari corong sebuah mesjid yang dikenal sebagai mesjid terbesar di Indonesia kawasan timur. Mesjid Al-Markaz Islami, Makassar.

”Hayoo kak, Rama sudah siap nih, nanti gak kebagian tempat...”

”Iyaaaa...kakak nyusul”

Adzan terus memanggil mereka, sambil berlari kecil mereka memenuhi panggilan indah itu, Rama berlari meninggalkan Tira, kakak satu-satunya menyusul sambil mengangkat sarung mukenanya takut jangan-jangan tersandung. Derap langkah mereka diiringi oleh malaikat-malaikat yang sibuk menghitung nilai amalan dari tiap jengkalnya. Rama semakin berlari kencang, meninggalkan jauh, tidak terjangkau lagi oleh pandang kakaknya.

”Ramadhan telah tiba kak..ramadhan telah tiba..Rama ingin berpuasa penuh bulan ini, seperti pesan Ibu..”, riangnya sore tadi.

posted by deen @ 2:18 PM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home