Prens, deen dah pindah rumah loh, pindah ke http://deen.co.nr

Alhamdulillah lulus.. ^_^

Akhirnya setelah pergulatan hebat dgn buku2 dan diktat2.. *hiperbolis*, kemarin situs ini mengabarkan..

Nomor Ujian

2008121470

Nama Peserta

Mardiah Umar

Selamat, Anda diterima di:

Fakultas

ILMU KOMPUTER-S1 Ekstensi

Program Studi

Sistem Informasi - Ekstensi

Alhamdulillah, jadi mahasiswa lagi.. hehehe, meski telat, meski tertinggal..insyaALLAH semangat sebenarnya tidaklah pernah luntur.

Thanks buat tmn2 yg sudah mendoakan ya.

Yuhuuu, sibak sibuk ma kompi ’n buku lagi deh.. ^_^

posted by deen @ 6:54 PM, ,



Bus “unik”, pengamen “unik”

Bus yg sy tumpangi bbrp hari lalu memang lain dari biasa, jurusannya memang sama spt hari2 biasa, TanahAbank-Bekasi AC52. Bus dgn armada bernama Mayasari Bakti ini boleh jadi serupa dgn bus2 AC lainnya namun jika sy deskripsikan bahwa bus tersebut dgn kondisi yg amat layak, mesin yg tidak ribut, harum, AC super dingin, iringan lagu menenangkan..sy yakin ada yg sepakat dgn sy bahwa ini hal yg tidak biasa. Perkiraan sy, bus ini punya jam berkendara yg belum tinggi.

Saat naik, sy langsung bisa dapat tempat duduk. AC dingin langsung menyerbu ke sela2 sekat kain jilbab sy. Wih, dingin. Sambil diiringi lagu mellow Mandy Moore dan Dido, perjalanan pulang ke rumah, tampaknya bakal menyenangkan. Tidak sumpek, mesin yg tidak ribut, AC dingin.. bertambah indah dgn bulan yg hampir penuh terlihat di langit. Hmm, yaumul Bidh di bulan Rajab, pertanda perguliran ke Sya’ban segera dimulai.

Sy mulai memejamkan mata, setelah lampu bus dimatikan ketika laju sudah memasuki tol. Agaknya, jalanpun bersahabat malam ini, jadi tak perlu berlama2 di bus, lucunya, sy malah menyayangkan, krn ini berarti sy tidak bisa dielus2 lagi oleh dingin AC Bus yg sudah benar2 langka di kalangan nomor 52 ini.

Ketika bus merambat memasuki tol Jatibening, perguliran penumpangpun terjadi. Dan tampak di antara penumpang yg naik, ada seorang anak dgn gendang di tangannya.

Sama dgn keunikan bus 52 ini, kali ini juga sy melihat keunikan dari pengamen cilik ini. Usianya, sepertinya..kisaran 12-13 tahun, semestinya besok pagi dia sudah dgn pakaian putih birunya. Tapi sudahlah, ironitas ini sudah terlalu sering sy lihat. Sekolah gratis tapi masih sj ada yg tidak sekolah. Harap sy, smoga di pagi hari, sy tidak melihatnya mengamen. Sy pernah mendengar teman kantor yg menjelaskan pada rekan kerja kami yg berasal dari negera seberang, bahwa fenomena pengamen di kota ini sebenarnya serupa dgn statistik pengemis. Implikasinya, jika seseorang itu adalah pengamen maka ia adalah seorang pengemis. Mata sy tetap bersibaku dgn sosok pengamen cilik yg masih semangat berdendang meski hari tlah malam. Sedikit pilu merambat di hati, ketika mendengar nyanyian riang berwarna cinta dilantunkannya. Apa iya, itu sebuah ekspresi merayu berkedok meminta?.

Setelah gendangnya berhenti bertugas, sy memperhatikan pengamen cilik itu di sisi sy yg sedang menghitung penghasilan 20 menitnya. Lumayan, beberapa ribu dilipatnya dan diselipkan di laci tasnya. Cukup lama sy memperhatikan wajahnya. Sy sering melihat wajah peminta di emperan jalan, di jembatan, depan rumah, seorang buta yg dituntun oleh istri ato anaknya untuk meminta. Sy pernah melihat preman yg meminta belas kasih dgn meminta tapi arogannya minta ampun krn memaksa (utk yg ini tak pernah sy beri sepeserpun!). Sy pernah dibuntuti oleh anak kecil yg meminta. Mungkin krn sering, sy berani mengaku bagaimana membedakan mata peminta dan mata yg berusaha utk lepas dari rasa lapar dgn menyanyi.

Dan ketika sy lihat di mata pengamen cilik tersebut, sy menemukan semangat berusahanya untuk kembali ke pangkuan kewajaran hidup sebagai manusia. Sekilas, matanya bersiborok dgn mata sy. Yah!, ini mata seorang lelaki yg penat memikirkan bagaimana utk tetap bertahan hidup, tanpa perlu menadahkan tangannya. Tak ada rengekan di sana, tak ada keluhan di sana. Hanya ketegaran di sela2 senyum kecilnya untuk sy. Jadi ketika, ia sekonyong2nya menggeser keindahan suara seorang Dido, kami para penumpang tampak tak terusik sama sekali. Karena yg kami telah dengar ialah suara yg untuk terus bertahan menyongsong hari esok.

Malam ini, ternyata sy tak hanya temui bus ”unik” melainkan juga ialah pengamen ”unik”

.

posted by deen @ 7:53 PM, ,