Prens, deen dah pindah rumah loh, pindah ke http://deen.co.nr

Afdol?

1 Ramadhan

Tak ada sayur nangka santan, atau ikan goreng kesukaan Rama sebagai menu sahurnya hari ini. Sebagai kakak, Tira juga tampaknya belum cakap menjadi juru masak di rumah. Lagi pula, jadi juru masak yang handal pun tak akan ada pengaruhnya untuk Rama yang masih terantuk2 duduk di lantai sekarang. Tira masih sibuk dengan dadar telurnya.

”Rama, pergi cuci muka dulu, biar segeran”

”Hmm..huwaaa...Rama ..ngtuk.”, bicara tak jelas

”Atau mau kakak siram dengan air?..’, Tira membalikkan dadar telurnya

”Kak, Rama tak usah sahur sajalah, ngantuk”

”Rama harus sahur, kalo sahur tuh lebih afdol..”

Mata Rama terbuka, matanya mungkin saja tertutup tadi, tapi pendengarannya cukup jelas menangkap intonasi2 yang keluar dari mulut Tira. Ada sebuah kata yang tak dikenalinya, dan Rama memang selalu tertarik dengan kata-kata baru. Afdol?.. Kata apa lagi ini?, apa hubungannya dengan makanan dodol? Ato mungkin merek baru dari odol?, hmm..?, kepalanya sibuk mencari kaitan kata-kata yang sudah diketahuinya dengan kata afdol itu. Cukup sibuk hingga sesaat matanya melek dan jari-jari kecilnya menggaruk kepala tidak gatalnya, tapi sayang..kata afdol memanglah kata baru dalam kurun 10 tahunnya.

”Afdol apa sih kak?”

”Afdol itu klop, mantep..dalam sahur ada barakahnya dek..”, dadar telurnya sudah ditiriskannya ke piring saji..

”Jadi lebih baik klo makan sahur, begitu?”

”Iya..”, angguk Tira langsung

”Oooo..”

Dilanjutnya acara kantuknya, toh kata afdol sudah diketahui artinya, tak ada alasan yang cukup berarti bagi Rama untuk melanjutkan melek matanya..

”Ramaaaaaaa..’, Tira mengguncang-guncang bahunya..

Sekejap mata Rama langsung terbuka.

”Buru makan sahurnya, Rama harus makan sahur, biar nanti di sekolah gak cepet laper..”

”Tapi kak, Rama ngantuk abis nih..Huwaaammm..”

”Ini puasa pertama dek, Rama mau pahalanya afdol gak?”

”Iya mau kak..”

”Klo begitu sahur dulu yah, cuci muka dulu”

Gontai Rama menuju kamar mandi, lalu keluar dengan basah yang memenuhi kepalanya. Memang tak perlu sayur nangka santan dan ikan goreng untuk memancing seleranya untuk makan di ujung malam ini. Cukup sebotol kecap yang sudah disiapkan Tira, Rama-pun siap menyantap sahur. Sekaligus menyantap pahala sahur yang baru saja dikatakan Tira, biar afdol . Hmm, mudah-mudahan rasanya sama seperti dodol. Bismillah..

“Nawaitu shauma ghodin ‘an adaai fardli syahri ramadlaani haadzihis sanati lillaahi ta’alaa “

posted by deen @ 2:20 PM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home