Prens, deen dah pindah rumah loh, pindah ke http://deen.co.nr
posted by deen @ 6:17 PM,
,
Masalah feminisme belakangan ini menjadi wacana sendiri bagi sy, mendadak tertarik banget dgn kondisi perempuan di jaman ini. Berkaca pada diri, yg kini menjadi seorang pekerja yg bergulat di dunia mayoritas Adam, membuat sy semakin mawas.. Ada sedikit riak2 takut yg timbul dalam hati, khawatir dan cemas. Akankah sy terperosok pada keterlenaan untuk mengaktualisasi potensi diri, lantas melupakan sisi ke’ibu’an sy..
Sungguh, ada rasa cemas, saat para perempuan rame meninggalkan rumahnya lalu mengisi kursi2 pekantoran. Bukan soal mereka mampu membuktikan diri di dunia kerja, melainkan bagaimana kondisi rumah-nya sebagai ”workcentre”mereka.
Berangkat dari keinginan untuk melawan ketertindasan perempuan di wilayah manapun, sekarang perempuan sudah menemukan lahan nyaman dalam berkarya. Tak lagi dikatakan makhluk lemah, perempuan bener2 sdh menemukan arti ’emansipasi’ itu. Bukan hal yg asing lagi, saat atasan ialah perempuan dan bawahannya adalah sekelompok lelaki. Negeri ini memang sudah membuka lebar2 wilayah perempuan untuk beraktualisasi diri. Walo masih terdengar, kesenjangan gender di beberapa sudut. Tapi heyy, perempuan dan lelaki bukankah sudah berbeda, keduanya sudah dilengkapi ”perlengkapan” untuk saling melengkapi. Apa jadinya jika keduanya meminta posisi yg sama..?
Sy juga bingung pada tmn2 yg memperjuangkan feminisme itu, mereka lantang meminta hak di setiap lini, tapi juga bungkam menyoal sodara2nya yg terpaksa menjual kemuliaannya sebagai perempuan. Mereka sibuk bicara di forum membahas sentimen2 para lelaki di dunia kerja, tapi sama sekali tak membahas bagaimana nasib2 anak bangsa yg juga sedang sibuk dengan dunia2 bejat, mengemis kasih tidak pada tempatnya lagi.
Betapa banyak anak perempuan yg kini jika ditanyakan ingin jadi apa besar nanti, nyaris tak ada lagi yg menjawab ingin menjadi ”istri dan ibu yang baik”. Ideologi individualisme dari barat emang sudah mewabah bangsa ini.
Menjadi manfaat bagi sesama ialah harapan setiap orang, mengaktualisasikan diri adalah asa2 yg tak boleh ditampik. Tapi terlalu semangat, hingga melupakan wilayah masing2, itu yg perlu kita cermati.
Tak ada soal melebarkan sayap hingga membentang negeri orang, tapi apakah negeri sendiri sudah terteduh karenanya?.
Selamat berkarya kawan, sungguh indah menjadi perempuan bukan?. Terlahir dengan sifat ibu ter ”built-up” di diri, kita juga berdaya sebagai partner kaum adam dalam hadapi globalisasi sekarang. Dan yg terkeren… ;), dari perempuan-lah terlahir peradaban itu.. Terpancang tiang negara awalnya dari tangan2 perempuan..
posted by deen @ 5:30 PM,
,
Wahai Ikhwan,
Tundukkan pandanganmu atas diri kami..
Sungguh, tundukkan..
Bukan salah kami terlahir dengan pesona ini..
Dan bukanlah daya kami untuk membalikkan hatimu sedia kala
Ijinkan kami menegaskan suara di depan kalian
Bukan, bukan kami galak
Tapi kami takut suara itu menjadi panah setan yang siap melesat dari telinga ke hatimu
Ijinkan kami membuang mata kala berpandang
Bukan, bukan kami sombong
Tapi kami tahu ialah jendela setan di balik kejelian tak halal di mata kami
Ijinkan kami melangkah tegas di depanmu
Bukan, bukan kami sok perkasa
Tapi karena tak ingin langkah menjadi gemulai di ruang imajinasi yang tak terbatas itu
Kami mengasihimu,
Karenanya ijinkan kami menjagamu..
Tak ingin menjadi fitnah terbesar yang akan kami pertanggung jawabkan di kelak nanti..
Dan, jika kami tersilap,
Tolong, ingatkan kami..!
posted by deen @ 6:49 PM,
,
Aku ingin kisah yang baru
Seperti pelangi usai hujan
Aku ingin jadi yang baru
Seperti kupu-kupu dengan sayap indahnya
posted by deen @ 4:48 PM,
,
”Klo rukuk pake adziimi, klo sujud pake ’ala.. jadi adziimi rukuk, ’ala sujud..”
”Bukan itunya, tapi wa bihamdi-nya yg aku slalu lupa..susah banget sih kak..”
”Kgk boleh bilang susah, nanti susah beneran.. hayooo, itu biar dede masuk surga. Mo gak?”
”Mau, tapi tetep aja susah..!”
”Huh, kemana saja para penerus Sultan Tidore di belahan Papua sana, hingga di kelasnya dulu adik kecilku harus rela pulang lebih dulu saat pelajaran agama, tak didapatnya pelajaran agama yg sesuai dgn imannya. ”, batinku protes..
Lalu, kedua matanya merem melek, menghapal satu2, sekali2 diintipnya buku panduan sholatnya.
”Kak, abis ini boleh kan maen warcraftnya..”
”Iya boleh, udeh hapal aja dulu..g usah diinget warcraftnya, nanti ingetnya g tahan lama”
”Iya..iya”
Seandainya, pengertian tulus itu lebih mudah dikecap oleh anak kecil maka akan lebih mudah baginya untuk melahap hapalan demi hapalan itu. Biarlah pahala itu terkikis karena warcraft lebih dulu. Biarlah ia perlahan2 mengerti akan ketauhidannya. Hapalan yg seharusnya di hari ini dikhattamkannya, yang semestinya..dahinya sudah mampu berkali2 menyentuh bumi untukNYA. Tapi rupanya waktu yg singkat ini tak cukup untuknya. Atau justru karena sebagai kakak, aku masih begitu payah untuknya?
”Coba dihapal pelan2 dek, ndak usah cepet2.. dede tau, tanggal 22 agustus nanti, klo belom juga sholat2, kaki dede dah boleh dipukul loh.. Gimana?”
”Aku gak mau dipukul kak..”
”Klo gtu, harus semangat yah..Hayyoo…semangat2..!”
”Iya..semangat!..aku harus hapal..!”
Tak kupinta, waktu ini berputar kembali, sehingga dapat ku genggam lagi waktu2 untuk menanam pemahaman kepadanya. Kini ia sudah 10 tahun, dan bacaan itu belum juga penuh terucap lisannya, lututnya masih jauh dari tekukan rukuk, tangannya tak pula lincah menengadah padaMU.
Namun Rabbana, beri kami kesempatan dan kekuatan untuk menyempurnakan bacaan itu, hingga dia tegak berdiri menghadapMU sebagai sholat sempurna bagi hidup dan matinya..
Met milad adik kecilku, yg selalu menagih warcraft di kala pulang kerjaku.. Smoga Allah memberimu pijakan2 terbaik dalam menapak hidup ini, lebih baek..lebih dini dariku..
*ditulis untuk adikku, Rosihan Umar yg hari ini genap 10 tahun..
posted by deen @ 6:14 PM,
,
Seumur2 sy idup, seinget sy .. lom pernah skalipun ikutan lomba 17 agustusan....meski itu cuman masukin benang ke jarumnya, sama skali kgk pernah ikutan euy.. hiks.
So kemaren, saat 17 agustusan, ngotot banget ngajakin adik bontot sy buat ikutan salah satu perlombaan(boleh dibilang balas dendam atas masa kecil sy ’kurang’ gtu deh :P..)... sy dah ngetem dkt arena lomba, dmn dah banyak anak2 kecil yg lg seru masukin pensil ke botol, mancing2in gtu si adik yg cmn beraninya dari balik pagar rumah doank. I heard from my sister, that he’s still too embrassing to show his self up..
Tapi, dasar anak kecil emg g mo ketinggalan rame, akhirnya diem2 keluar jg dari rumah, dan gabung ma anak2 yg laen.
Seneng banget rasanya bisa melihatnya lomba makan kerupuk, tebak kata, mecahin balon dan lomba laennya.. Tambah seneng lagi, saat dia melapor diri dengan hadiah2 yg didapatinya krn sukses jadi juara 2 makan kerupuk dan mecahin balon..plus hadiah2 laennya, yg kebanyakan sih makanan doank..
Katanya, di 17 agustusan inilah, kita bener2 ngerasa arti kemerdekaan itu...smua pantas merayakannya dengan bersuka cita sebagai bentuk syukur kita atas perjuangan para pahlawan..
Tapi iyakah kita smua bener2 merdeka?.. Coba kita amati lagi..
Sudah ampir setaon, lumpur lapindo menyertai Sidoarjo, iyakah..anak2 kecil di sana juga merasakan kerupuk gratisan dari lomba agustusan ini, bagaimana kelanjutan sekolah mereka?, benerkah mereka tetep bersekolah seperti sedia kala?.... Merdekakah mereka?
Parsiti, seorang TKW yg kisah memilukannya mirip ma Ceriyati, haknya telah dirampas oleh majikannya di negeri tetangga, wajahnya lebam dipukuli dgn tanpa iba, seorang dari sekian banyaknya sebagai penyumbang devisa negara..Merdekakah dia?
Adik Dzulqadah, yg slama 4 tahun jadi bulan2an oleh sang bu angkat, kini tergolek lemah akibat kurang gizi berkepanjangan, tulang paha kanan yg patah, indera lihat yg tidak berfungsi baek. Merdekakah adik kecil kita ini?
Lalu, seorang veteran yg sekarang jadi sopir alat2 kontruksi berat, yg dana pensiunnya tidak pernah lagi dibayar, padahal pada masa perjuangan beliau adalah seorang ahli mekanik yg bersumbangsih dalam usaha melawan penjajahan. Tapi miris, dalam usia senja sekarang beliau nyaris tak diingat lagi..jangankan kita, pemerintah yg seharusnya sebagai penyantun pun tidak.. well..Merdekakah dia?
Sejumlah BUMN yg sudah sukses pindah tangan ke negeri asing, kekuatan ekonomi kita yg kini berada ditangan para kapitalis2, politik yg kini jadi sarang kepentingan2 nyeleneh golongan elit, para separatis2 yg dah siap dengan ancang2nya untuk mengusik kedaulatan indonesia raya ini.. Merdekakah kita sesungguhnya?
Tak ada yg salah dengan perayaan smua ini, sudah rejekinya pemilik kebon pohon pinang buat panenan di tiap agustusan ato penjual kerupuk yg dagangannya mendadak dapet orderan banyak..
Tak ada yg salah ketika adek sy dan teman2nya saling menertawakan ketika terjatuh terjungkal untuk mecahin balon2..
Atopun ibu2 mereka yg berteriak2 lepas untuk menyemangati anak2nya untuk menjadi pemenang di tiap perlombaan..
Tapi sejenak kita cermati smua ini, bersyukur kan tak melulu dengan bersuka cita, lalu lepas begitu sj seiring memudarnya merah putih di bendera2 plastik..
Bulan ini adalah event untuk tetap menyadarkan diri bahwa kita smua ialah pejuang-pejuang untuk negeri ini.. Rangkaian kepahlawanan akan terus berlanjut.. Perang-perang itu akan terus berlanjut, karena sesungguhnya kita belumlah benar2 merdeka.. Kita memang sudah merdeka dari kompeni2 tempo doeloe. Tapi lihatlah, kekufuran dalam berpikir kini telah menjajah kita..
Sekarangpun kita masih sedang berjuang..
Masih mampukah kita berteriak lantang seperti pejuang2 dulu?; Merdeka atau mati..!?
posted by deen @ 5:56 PM,
,
Mengapa kita hanya bicara soal "MERDEKA" di bulan agustus saja?
posted by deen @ 11:01 PM,
,
Beberapa keping uang 100-500 -an lagi-lagi ditemukan oleh Umiku. Ini sudah kali berapa Beliau mengeluhkan banyaknya recehan yg berseliweran dimana2, kadang ada di atas meja, di laci, di atas tv, bisa juga di kolong bed, dan beberapa sudut rumah kami. Dan biasanya yg menjadi tersangka utama adalah sy.
”Uang hilang kan bisa dicari Mi”, ujar sy untuk menenangkan kuda-kuda omelannya.
”100 perak pun sulit mencarinya nak, jangan dianggap remeh..”
Meski penghasilan gak banyak2 amat, tapi memang sulit sekali untuk ”rapih” dalam urusan tersebut. Rasanya sulit banget, memperhatikan recehan untuk ku atur dalam dompet, atau menaruhnya dalam sebuah kantung koin. Pernah suatu kali, mencoba telaten dengan menaruhnya di kantung, itu hanya bertahan sekian hari, buntut2nya yah tetep cuek, plus dengan kantungnya yg tidak tahu ada dimana sekarang.
Teringat dulu pernah melihat dari jauh seorang fakir yang mencongkel2 sekeping receh yang sudah hampir tenggelam ditelan aspal karena terinjak sana sini. Lama sy amati, dan begitu payah dia mencongkelnya dengan sebuah tangkai besi sambil berjongkok, sambil mawas jangan2 akan ada mobil yang melintas, sayang tak sempat sy lihat apakah kepingan itu benar menjadi rejekinya.
Tapi sy yakin, akan ada binar2 bahagia saat sekeping itu copot dari jalan dan masuk ke sakunya, entah perut siapa yg sedang menunggu untuk disusupi sepotong roti pagi itu.
Tiap pengamen jalan, demi recehanpun berani menantang kerasnya jalan, ada harapan-harapan untuk nafas selanjutnya saat kantung tagihnya bergemerincing karena seperak 2 perak recehan.
"Bahkan 100 perak pun bisa menyelamatkan angka sejuta.. "
Adakah sy lalai dari syukur itu?, memperhatikan hal2 kecil tapi manfaat itu?, mungkin penghasilan sy tak seberapa, tapi sudah cukup membuat sy congak pada hadirnya recehan2 tersebut. Padahal mudah sekali bagiNYA membalikkan keadaan, dimana sy akan benar2 diajarkan mengenai recehan2 tersebut. Sebagai pelajaran sekaligus ujian.
posted by deen @ 10:55 PM,
,
"Pakailah.."
"Masih emoh kak, wajahku akan terlihat lebih bulet klo pake jilbab"
"Alasan itu belom menggugurkan kewajibanmu dek"
"Di kelasku ada yg make jilbab, tapi kelakuannya lebih parah dari yg g pake jilbab, masih suka
omongin orang, suka teriak2, suka boong de-el-el.."
"Klo begitu, kau punya peluang untuk menunjukkan bahwa muslim tidaklah seperti dia, untuk
apa bercermin pada cermin yg kurang bening..?"
"Tapi kak.. "
"Bahkan DIA pun tak memberi persyaratan untuk begini dan begitu dulu baru make jilbab, hanya baligh tak lebih, janganlah mempersulit diri dek, pake saja dulu, dan ijinkan dirimu untuk lebih dekat dgnNYA, buatlah prasangka2 yang baik saat kau mendekatNYA.. Agama tak memberatkanmu kok, apakah kain itu seberat pikulan batu kali?.. tidak kan?..”
"Aku akan memakainya kak, tapi tak sekarang.."
"Lalu kapan?.. sedang ajal tak pernah kita ketahui... Kau merencana agenda duniamu, apakah
untuk satu ini tak terencana pula?"
"Sudah ku rencanakan kak..suatu hari aku akan memakainya..Suatu hari.."
"Lulus dari sekolah sebagai lulusan terbaik, belum cukup membuatmu menjadi perempuan cerdas, jika kau benar2 cerdas maka dapat kau jawab dengan baik dan benar, saat ada yang menanyakan mengapa kau tidak kunjung mengenakan jilbab sedang kau adalah seorang muslim.."
Pakai saja dek, kumohon pakai saja dulu..
posted by deen @ 1:43 AM,
,
Jakarta sekarang lagi rame, di mana2 penuh spanduk, pamflet. Banyak warna, banyak bentuk. Kandidatnya sendiri ada yg pake kumis ada juga yg ndak, cmn 2 orang loh, tapi variatif kan?..hehehe. Samanya?.. keduanya maju dengan visi misi untuk perbaikan urat nadi nusantara ini.
Sy sendiripun walo bukan warga Jkt, berharap banget sama penerus Bang Yos nanti ini.. Jakarta emg perlu dibenahi..!, jadiin kota ini sebagai kota yg bermartabat, barometer yg baik utk Indonesia.
Dah capek rasanya, baca statistik pengangguran yg kyk lagu anak2 kecil gtu..”Naek2 ke puncak gunung” .. ato masalah banjir dan gusur menggusur yg membuat warga kecil makin kecil aja..ampe2 kelelep dah, blom lagi macetnya.. blom lagi mal2 yg buat orang kaya makin konsumtif.. Yang miskin makin miskin, yang kaya makin kaya..
G usahlah ada produk2 semacam bus way itu tuh(cukup busway, ma water-way yg g jelas masa depannya), dalam tanggapan sy sih.. entu fasilitas, cmn lebih berpihak ma orang2 high aja, anti orang miskin(bkn anti kemiskinan)..yah..syukur2 klo orang2 high pada mo naek busway, you knowlah orang hedonis.. Yang ada malah jalanan makin macet, sejumlah armada bus pada koit, para sopir dan kenek yg hidupnya pas2an terpaksa nyari kerjaan laen... Kerjaan laen?.. waduh, sorry blom ada lowongan....
G perlulah lampu2 berkerlap kerlip yg menuhin jalan ibukota, mending lampu2 di daerah remang2 aja yg dibanyakin.. Biar g ada lagi peluang2 kejahatan yg butakan hati..
G perlulah mal2 didirikan lagi, cukup dah cukup.. tolong jangan beri peluang untuk berkonsumtif ria.. percuma ada iklan cinta produk dalam negeri, tapi lahan utk produk bule trus di perluas.. Paradoks abis..!..
Tolong pak, kanal banjir timur yg kemaren blom kelar, dikelarin..
Beri ruang pasar2 tradisional utk bernafas..
Pembinaan para gepeng jalanan dgn sebenar2nya..jgn asal razia aj..(kan kasian :(..)..
Wah, masih banyak lagi deh harapan buat Gub/WaGub yg baru nanti....
Sapapun yg bakal jadi Gubernur Jakarte, sy harapkan emang2 bener2 amanah, jadi teladan top to down....
Ayo..bareng2 benahi Jakarta..!!!
posted by deen @ 10:25 PM,
,